Peran Orangtua Dalam Perkembangan Kepribadian
Anak
Anak adalah anugerah yang dititipkan dari Tuhan Yang maha
Kuasa. Orangtua yang telah mendapat anugerah dari Yang Maha Esa melalui
anak-anak yang telah dititipkan ditengah-tengah mereka harus bertanggung jawab
terutama dalam soal mendidiknya, baik peran ayah sebagai kepala keluarga maupun
peran ibu sebagai pengurus rumah tangga. Perilaku serta kepribadian anak
merupakan gambaran daripada orangtua. Keberhasilan orangtua dalam hal mendidik
anak bukan dilihat dari seberapa mampu orangtua dalam memenuhi setiap kebutuhan
bahkan keinginan anak-anaknya, melainkan bagaimana sikap anak tersebut dalam menjalani
kehidupannya sehari-hari.
Pada hakikatnya, keluarga merupakan tempat pertama dan utama
bagi anak untuk memeperoleh pembinaan dan pembentukan kepribadian serta mental.
Bobroknya mental dan kepribadian anak disebabkan oleh kesalahan orangtua dalam
hal mendidik seperti tindakan mendidik anak yang terlalu keras yang dapat
mengakibatkan anak memiliki kepribadian yang keras, tindakan yang mendidik anak
terlalu manja dapat mengakibatkan anak memiliki sifat egois. Tak hanya itu
keluarga yang bermasalah (broken home) dapat mengakibatkan anak memiliki
kepribadian yang temperamental. Kebanyakan dari orangtua tidak memikkirkan hal
ini, mereka berasumsi bahwa dengan memenuhi kebutuhan materi anak mereka telah
memenuhi kewajiban mereka sebagai orangtua.
Orangtua dibutakan akan kesibukan pekerjaan mereka sehingga mereka lupa
akan kebutuhan terpenting bagi anak adalah kasih sayang serta perhatian yang dibutuhkan dari
orangtua.
Dalam era globalisasi saat ini, peran orangtua merupakan
komponen penting dalam pengembangan kepribadian dan mental anak.
Berhubungan dengan semakin canggihnya
teknologi jaman sekarang yang dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari
perkembangannya, sehingga penggunaannya banyak yang disalahgunakan oleh banyak
orang terutama para pemuda bahkan anak-anak. Salah satu contoh konkretnya yaitu
Teknologi IT yang paling sering digunakan para anak muda sekarang adalah akses
internet yang mudah ditemui, padahal pemerintah sudah mengeluarkan
undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi masih saja mereka kerap
mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas hal ini dapat merusak moral
sang anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk menambah wawasan
malah berakibat pada moral yang jelek.
Pergaulan yang negatif adalah salah atu dari sekian penyebab
kehancuran anak. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula
muda yang mengadopsi gaya ala barat (westernisasi) dimana etika pergaulan
ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar
kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren
dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak
dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal
yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk
merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai.
Hal ini merupakan kehancuran bagi anak bukan? ?? Dan masih banyak lagi contoh
hal yang dapat merusak masa depan anak.
Apakah anda sebagai orang tua ingin melihat anak anda hancur
masa depannya karena kesalahan yang tidak semestinya terjadi? Di sinilah peran
penting orang tua dalam mengontrol dan mengawasi sang buah hati. Semua pasti
ingin menghendaki hal yang terbaik untuk anak-anaknya. Orang tua ingin
mendisiplinkan, mendorong, dan menasihati agar mereka berhasil menjalani
kehidupan sedari kanak-kanak hingga sampai dewasa. Adapun usaha-usaha yang
dapat dilakukan para orangtua untuk
mencapai tujuan tersebut adalah memberikan waktu luang untuk berkomunikasi
dengan anak. Setiap anak ingin diperhatikan dan mendapatkan kasih sayang dari
kedua orangtuanya. Langkah awal yang bisa orangtua lakukan untuk menunjukkan
perhatian dan kasih sayang mereka kepada anak-anaknya adalah dengan menjalin
komunikasi yang baik dengan anak. Karena
dengan berkomunikasi dengan anak orangtua akan mengerti apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh anak-anak mereka. Di dalam menjalin komunikasi
dengan anak ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua yaitu:
Anak tidak suka dipaksa
Untuk dapat
berkomunikasi baik dengan anak jangan tunjukkan suatu tindakan anda yang
terlihat memaksa kepada anak. Biarkan anak memilih dan melakukan apa yang
mereka sukai dibalik itu semua tetap berikan pengawasan kepada tanpa anak merasa
diawasi. Dukung dan motivasi dalam melakukan hal –hal yang ia senangi.
Anak paling senang bila orangtuanya bisa mendengarkannya.
Terkadang sebagai orang tua, orangtua merasa lebih banyak
tahu tentang berbagi hal dari pada anak- anak . Selanjutnya, secara tidak sadar
orang tua lalu memaksakan diri untuk memberi nasehat tentang ini dan itu.
Padahal, anak-anak punya banyak hal untuk dibicarakan. Dan sebenarnya yang
mereka inginkan adalah seorang pendengar yang menarik sehingga mereka dapat
mencurahkan semua hal dalam hati kecil mereka. Dan jika akhirnya orang tua
memang harus memberikan nasehat, maka orang tua harus memilih waktu yang tepat
untuk menyampaikannya, tentu saja setelah melalui proses banyak mendengar
tentang apa yang dirasakan oleh putra - putri mereka tersebut. Komunikasi
seperti ini sangatlah penting, karena kedekatan antara orang tua bisa dimulai
dari sini.
Puji dan berikan kritikan yang membangun
Setiap orang paling senang bila dipuji begitu juga yang
dirasakan oleh anak-anak. Apalagi bila pujian itu terucapkan dari orangtua. Dan
berikan kritikan dan saran dengan cara membangkitkan semangat anak,
menyakinkannya bahwa anda akan selalu
ada untuk menemaninya dan membantunya.
Hindari kata-kata negative
Seringkali orangtua kurang dapat mengontrol kalimat yang
keluar dari mulutnya saat sedang berbicara dengan anak. tanpa disadari
kata-kata negative yang anda keluarkan dapat membuat anak kehilangan
kepercayaan diri, marah bahkan sedih. Tahanlah emosi saat anda sedang marah
jangan menunjukkan ekspresi bahakan intonasi yang tingggi kepada anak hal itu
dapat menyebabkan anak ketakutan bahkan stress.
Bimbing untuk memanfaatkan teknologi dengan tepat.
Anak kecil menggunakan teknologi canggih seperti smartphone
atau tablet bukan hal yang awam lagi sekarang. Namun, tetap saja penggunaan
teknologi berupa internet tanpa pengawasan orangtua bisa berakibat fatal. Oleh
karenanya, berilah pengetahuan dan bimbingan cara penggunaan dengan tepat.
Batasi juga penggunaan teknologi tersebut, karena anak yang sudah terlena
dengan internet akan menjadi malas belajar.
Beberapa cara yang diatas dapat anda lakukan untuk
menjadikan anak berkepribadian yang baik sesuai yang anda inginkan. Luangkan
waktu anda sedikit untuk berkomunikasi dengan anak anda. Karena sedetik saat
ini akan mempengaruhi kepribadian anak anda selamanya. Jangan biarkan masa
depan anak anda hancur karena sedetik anda menomorduakan mereka bahkan
melupakannya. Karena jika sudah terlambat anda tidak dapat mengulangnya
kembali.